Sate Klathak Pak Pong

Central Java Getaway 2019 #4 – Puncak Becici dan Sate Klathak Pak Pong

Di sepanjang jalan Dlingo ini, banyak sekali tempat-tempat wisata hutan pinus dan wisata alam. Dari dua tempat yang saya datangi, konsepnya mirip, sama-sama menawarkan keindahan alam dan pemandangan indah kota Yogyakarta. Mungkin yang berbeda dari sisi hiburan-hiburan yang ditawarkan, ada yang menata kawasan tersebut dengan bunga-bunga, ada yang menyuguhkan hasil karya seniman-seniman, ada yang menyajikan live music, dan lain-lain.

Puncak Becici

Satu tempat lagi yang kami datangi di kawasan Dlingo ini adalah Puncak Becici, jaraknya sekitar 5 km dari Hutan Pinus Pengger. Di sini lebih ramai pengunjung, mungkin karena tempatnya juga lebih besar dibanding dengan Hutan Pinus Pengger. Dari tempat parkir, terdengar alunan musik yang membawakan lagu-lagu sinden. Ternyata itu merupakan live music dari panggung yang ada di bagian tengah kawasan Puncak Becici ini.

Karena kami kurang suka tempat yang terlalu ramai, kami mencari spot-spot yang agak sepi untuk menikmati area ini. Kami sampai di bagian agak ujung, ada spot menarik untuk foto-foto. Spot ini agak terpencil dan jalannya masih agak rawan, tapi sudah ada spot yang dipersiapkan untuk berfoto, mungkin belum selesai dipersiapkan atau memang konsepnya begitu. 😂

Di Puncak Becici ini ada ayunan-ayunan yang dibangun di beberapa spot yang bisa dijadikan untuk tempat berfoto juga. Kalau kita ayun bakal ada bunyi “krieeeett”, mungkin karena tergantung dengan tali tambang yang diikat ke kayu penyangga di atasnya dan juga tempat duduknya gak stabil, jadi agak serem sendiri. 😝

Di bagian depan Puncak Becici ini juga ada beberapa warung yang menyajikan beberapa makanan. Karena kami sudah puas berkeliling dan perut juga sudah agak lapar, kami membeli jagung rebus dan kacang rebus. Lumayan untuk mengisi tenaga sebelum ke tempat berikutnya.

Tiket masuk ke Puncak Becici ini sama dengan ke Hutan Pinus Pengger, sepertinya untuk semua kawasan wisata di daerah Dlingo ini harga tiket masuknya dibuat seragam oleh pemerintah daerahnya.

Entrance Fee : IDR 3k / orang

Parking Fee : Motorcycle – IDR 2k

~~ jeng jeng jeng jeng ~~

Dan hujan pun turun ketika kami mau melanjutkan perjalanan, kami menunggu sejenak di tempat parkir sampai hujan agak reda. Ketika hujan sudah mulai mereda, kami mulai berangkat lagi dan byurrrrrrrr. Baru sampai pintu masuk Puncak Becici, hujan turun lagi dan malah lebih besar. 🤣 Karena sudah terlanjur basah, kami tetap melanjutkan perjalanan tetapi mengarah ke kota. Tadinya kami masih mau explore area Dlingo ini, tapi karena jalan sudah licin karena hujan, jadi kami memutuskan berkeliling di daerah kota saja.

Sate Klathak Pak Pong

Lanjut~~ Daripada pusing-pusing, kami memutuskan untuk wisata kuliner, tujuan pertama yang tidak terlalu jauh yaitu Sate Klathak Pak Pong. Makanan di sini semua terbuat dari olahan daging kambing. Di sini terkenal karena olahan daging kambingnya yang tidak berbau.

Di sini juga meja makannya lumayan banyak, sampai-sampai di seberangnya juga disediakan meja juga. Tapi antriannya cukup lama, kami harus menunggu 2 jam sampai makanan datang, padahal kami datang sekitar jam 2 siang.

Kami pesan 1 porsi sate biasa dan 1 porsi sate klathak. Ukuran dagingnya besar-besar dan empuk. Satu porsi sate klathak kita dapat 2 tusuk dengan kuah kuningnya, sedangkan sate biasa itu diberi bumbu kecap dan beberapa irisan bawang merah dan tomat. Worth it untuk dicoba, tapi harus bersabar dengan antriannya yang lumayan lama. Mungkin bisa sambil order makanan online yang ada di sekitar sebagai makanan pembukanya. 😝

  • Sate Biasa – IDR 24k
  • Sate Klathak – IDR 24k
  • Nasi Putih – IDR 5k
  • Teh / Jeruk – IDR 5k

Baca juga :

Regards,
Andreas Dharmawan
Instagram : @andreasds90

Leave a comment